“DAN Tuhanmu telah memerintahkan supaya
kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu
bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau
kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan
janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang
mulia.” (Q.S. al-Isra/17:23).
Latihan mencintai Tuhan ialah mencintai orang
tua. Secara visual orang tua telah dirasakan dan terus dirasakan betapa orang
tua berjasa dalam hidup ini. Selain sangat tulus dan ikhlas, keduanya juga
sangat kongkrit memberikan jasa itu kepada kita. Sulit membayangkan ada cinta
tulus kepada Allah Swt tanpa ada cinta tulus kepada orang tua.
Berbuat baik kepada kedua orang tua (birrul
walidain) salah satu amal istimewa yang wajib dilakukan bagi setiap orang.
Nabi mengatakan: “Ridha Tuhan terletak pada ridha kedua orang tua”. Artinya
jika kita hendak melihat Tuhan tersenyum buatlah kedua orang tuanya tersenyum.
Sebaliknya jiha ingin melihat Tuhan cemberut buatlah kedua orang tuanya
cemberut.
Durhaka terhadap kedua orang tua tidak akan
mendapatkan keberuntungan dunia akhirat. Jika kedua orang tua yang secara
visual telah berbuat baik langsung kepadanya tidak sanggup berbuat baik
terhadapnya apalagi terhadap orang lain yang tidak pernah punya social saving
terhadapnya.
Ayat yang disebutkan di atas menggunakan
kalimat-kalimat khusus yang secara gramatikal memiliki makna spesifik yang
perlu dikaji. Ayat di atas Allah menggunakan istilah “wa bil walidaini
ihsana”, Allah menggunakan huruf ba (bi) yang menunjukkan kedekatan,
bukannya hurus lam (li) yang mengisyaratkan adanya jarak. Artinya, berbuat baik
kepada fakir miskin, tetangga, dan orang lain dapat melalui perantaraan. Akan
tetapi berbuat baik kepada kedua orang tua sebaiknya dan semestinya anak itu
langsung melaksanakannya.
Tidak cukup hanya mengirimkan uang ke kampung,
atau mengirimkan obat, suster, atau bahkan dokter. Yang lebih tepat ialah anak
langsung berbuat baik kepadanya secara. Di mana pun dan dalam keadaan apa pun
sang anak tidak ada alasan untuk menelantarkan orang tuanya.
Dalam perkembangan masyarakat kita ada
kecenderungan rasa respek anak terhadap kedua orang tua semakin krisis atau
semakin bermasalah. Anak- sudah mulai tidak mau mendengarkan nasehat orang
tuanya, bahkan sudah banyak yang berani menyiksa orang tua karena tidak diberi
uang jajan atau tidak dibelikan motor. Bahkan ada yang memaksa orang tuanya
untuk menjual rumah tinggalnya dengan alasan minta bagian warisannya sebelum
orang tuanya meninggal. Nadzu billah.
Bisa dibayangkan, jika kenyataan ini merajalela
di dalam masyarakat maka dikhawatirkan akan turun adzab Tuhan secara massif.
Rasulullah pernah bersabda, salah satu tanda-tanda hari kiyamat kecil, sebelum
nanti datangnya tanda-tanda besar, ialah para orang tua melahirkan raja atau
ratunya. Artinya orang tua akan melahirkan pemaksa dan teror yang akan menyiksa
dirinya.
Sekarang sudah umum kita saksikan anak-anak
durhaka kepada kedua orang tua. Ada yang secara langsung dan ada dalam bentuk
tidak langsung, dengan melakukan pembiaran orang tuanya terlantar di tempat
lain. Belum lagi banyaknya anak-anak remaja yang seperti menyandera orang
tuanya, mereka mengancam mogok sekolah atau kuliah kalau tidak dibelikan
kendaraan, sungguhpun itu berat bagi orang tua. [*]
sumber : http://nasional.inilah.com/read/detail/2119348/pintu-pintu-surga-30-mengabdi-kepada-orang-tua#.U8TGh6No6KA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar