Seperti yang kita ketahui bahwa
rukun bai’at ada sepuluh. Dan pesan Imam Syahid Hasan Al-Banna adalah
hafalkanlah
Dimulai dari ;
1. Fahm. Pemahaman. Kenapa bermula dari sini ? Prioritas.
Ilmu mendahului perkataan dan perbuatan. Kenapa tidak diungkapkan dengan ilmu ?
Karena faham adalah tujuan dari ilmu (Yusuf Qardawi). Ilmu
sesungguhnya bukan dengan banyaknya hafalan tetapi dalamnya pemahaman. Skema
pemahaman dasar yang diinginkan dimiliki oleh ikhwan disebutkan dalam Ushul
‘Isyrin (Dua puluh prinsip pemahaman Islam Ikhwanul Muslimun). Faham adalah
prinsip pengetahuan.
2. Ikhlas. Prinsip motivasi. Motivasi internal yang memberi
energi untuk selalu bekerja.
3. Amal. Buah dari fahm dan ikhlas. Tertib amal dari
memperbaiki pribadi sampai dengan menjadi guru peradaban. Tertib amal ini
terbagi menjadi amal individu (fardi) dan amal kolektif (kolektif). Dalam rukun
ini tertib amal yang disebutkan merupakan refleksi cita-cita besar Ikhwan.
Mimpi hari ini adalah kenyataan esok hari.
4. Jihad. Semangat keunggulan. Amal yang dilakukan tidak cukup
dilakukan sekedarnya, tetapi perlu dikerjakan hingga memenuhi kualitas jihad.
5. Tadhhiyah. Mencapai keunggulan perlu pengorbanan. Spirit untuk
selalu memberi. Ruhul badzl. Tidak ada jihad tanpa pengorbanan.
6. Taat. Semangat yang menggebu, pengorbanan yang banyak tidak
boleh salah arah. Karena kerja dilakukan secara kolektif, dalam organisasi, ada
kerangka strategi yang perlu diperhatikan. Taat adalah mentaati strategi yang
telah ditetapkan.
7. Tsabat ( KETEGUHAN ) Determinasi diri. Istiqamah. Sabar. Terus bekerja,
meski waktu demikian lama. Waktu adalah bagian dari solusi.
8. Tajarrud. Totalitas. Loyalitas terhadap ideologi. Shibghah,
mencelupkan diri aqidah secara total.
9. Ukhuwah. Spirit cinta. Hati dan ruh yang berpadu dengan
Ikatan aqidah. Dimulai dari lapang dada (salamatus shodr) hingga mengutamakan
orang lain (itsar).
10. Tsiqah. Tenangnya hati terhadap kompetensi dan kejujuran
pemimpin. Peran pemimpin sebagai orang tua dalam ikatan hati, guru dalam
memberi ilmu, syaikh dalam pendidikan ruhani dan komandan dalam menentukan
kebjakan dakwah.
Tsabat merupaka Rukun Bai’at yang ke-7 dan
yang dibahas dalam kajian ini.
Syed Qutb menyebutkan dalam tafsir
Fi Zilalil Qur’an : “Teguh dan konsisten dalam jalan dakwah merupakan salah
satu kesan dari iman. Iman bukanlah sekadar kata-kata yang diucapkan, melainkan
kewajiban dan tanggungjawab serta jihad yang memerlukan kesabaran dan kekuatan”.
Pernah mendengar bukan dengan satu
kalimat ini : Semakin tinggi pohon, maka akan semakin besar pula terpaan
anginnya. Jadi, tidak mungkin seorang rijalud dakwah mengatakan kami percaya
pada islam dan dakwah tanpa berhadapan terlebih dahulu dengan ujian, serta
berhasil lulus melalui ujian tersebut.
Ibnu Qayyim Al Jaziyyah berkata : "Tidak
ada yang lebih sulit di dunia melainkan 'tsabat' (keteguhan), baik dalam
meninggalkan yang dicintai atau mengatasi kesulitan, terutama dalam rentung waktu
yang panjang dan di saat munculnya putus asa di kalangan rijalud dakwah.
Kesemua itu memerlukan bekalan yang cukup untuk tabah menempuh jalan yang
panjang. Bekalan itu adalah 'tsabat' (keteguhan) di atas hukum Allah, takdir
dan ujianNya sehingga rijalud dakwah mesti membekalkan diri dengan 'tsabat' dan
menempuh jalan dengan tegar di saat-saat kesulitan."
Tsabat itu merupakan keteguhan
seorang aktivis dakwah yang senantiasa bekerja di jalan yang mengantarkan pada
tujuan, betapapun jauh jangkauannya dan lama waktunya, sehingga bertemu dengan
Allah dalam keadaan demikian, sedangkan ia telah berhasil mendapatkan salah
satu dari dua kebaikan. Meraih kemenangan atau syahid di jalan-Nya. (Hasan
Al-Banna)
Bagi seorang aktivis waktu merupakan
bagian dari solusi, sedangkan jalan yang akan ditempuh itu lama masanya,
panjang tahapannya, dan banyak tantangannya. Namun dialah satu-satunya jalan
yang dapat mengantarkan kepada tujuan dengan janji dan imbalan yang besar dan
pahala yang indah. Namun ketika seseorang tidak profesional dalam dakwah, maka
ia hanya akan merasakan futur, kejenuhan, kebosanan, dll. Maka dari itu setiap
perjuangan harus ada amal, karena ketika ada seseorang yang berada dalam jalan
dakwah bukan karena keinginan dirinya untuk berjuanga dan beramal maka orang
itu hanya akan memberatkan teman dakwah lainnya.
Menyambung perkataan diatas ketika
menyampaikan materi, bahwa memang manusiawi
ketika iman kita itu naik-turun, asalkan iman kita itu tidak keluar-masuk, jika
hal itu terjadi maka akan sangat bahaya. Tak masalah ketiduran dijalan dakwah,
karena mungkin aktivitas kita yang terlalu lelah hingga akhirnya membuat kita
memejamkan mata tanpa terasa, yang terpenting adalah tidak berjatuhan dijalan
dakwah.
Setelah membahas apa itu tsabat, selintas tips and tric
agar selalu tsabat di jalan Allah :
1. Do’a
2. Mengkaji Al-Qur’an
3. Memperkuat hubungan kita dengan
Allah
4. Bersahabat dan berkawan dengan
orang shaleh
5. Tarbiyah dengan benar
- Imaniah
- Syakofiyah
- Amaliah
6. Meneladani orang-orang yang teguh
7. Membaca banyak sejarah-sejarah
8. Percaya kepada pertolongan Allah
SWT
9. Komitmen
- Berusaha untuk senantiasa beramal
shaleh dengan rutin
- Selalu ada dorongan untuk beramal
kebaikan
- Menjauhi istilah futur
- Pengonatan jiwa dan raga
- Senantiasa khawatir takut
tersungkur dan su’ul khotimah.
Diatas merupakan beberapa cara agar
selalu tegar dijalan Allah, semoga semua itu bisa diamalkan dengan baik oleh
para aktivis. Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar