Selasa, 04 November 2014

TSABAT DIJALAN DAKWAH



Seperti yang kita ketahui bahwa rukun bai’at ada sepuluh. Dan pesan Imam Syahid Hasan Al-Banna adalah hafalkanlah

Dimulai dari ; 
1.      Fahm. Pemahaman. Kenapa bermula dari sini ? Prioritas. Ilmu mendahului perkataan dan perbuatan. Kenapa tidak diungkapkan dengan ilmu ? Karena faham adalah tujuan dari ilmu (Yusuf Qardawi). Ilmu sesungguhnya bukan dengan banyaknya hafalan tetapi dalamnya pemahaman. Skema pemahaman dasar yang diinginkan dimiliki oleh ikhwan disebutkan dalam Ushul ‘Isyrin (Dua puluh prinsip pemahaman Islam Ikhwanul Muslimun). Faham adalah prinsip pengetahuan.
2.      Ikhlas. Prinsip motivasi. Motivasi internal yang memberi energi untuk selalu bekerja.
3.      Amal. Buah dari fahm dan ikhlas. Tertib amal dari memperbaiki pribadi sampai dengan menjadi guru peradaban. Tertib amal ini terbagi menjadi amal individu (fardi) dan amal kolektif (kolektif). Dalam rukun ini tertib amal yang disebutkan merupakan refleksi cita-cita besar Ikhwan. Mimpi hari ini adalah kenyataan esok hari.
4.      Jihad. Semangat keunggulan. Amal yang dilakukan tidak cukup dilakukan sekedarnya, tetapi perlu dikerjakan hingga memenuhi kualitas jihad.
5.      Tadhhiyah. Mencapai keunggulan perlu pengorbanan. Spirit untuk selalu memberi. Ruhul badzl. Tidak ada jihad tanpa pengorbanan.
6.   Taat. Semangat yang menggebu, pengorbanan yang banyak tidak boleh salah arah. Karena kerja dilakukan secara kolektif, dalam organisasi, ada kerangka strategi yang perlu diperhatikan. Taat adalah mentaati strategi yang telah ditetapkan.
7.      Tsabat ( KETEGUHAN ) Determinasi diri. Istiqamah. Sabar. Terus bekerja, meski waktu demikian lama. Waktu adalah bagian dari solusi.
8.      Tajarrud. Totalitas. Loyalitas terhadap ideologi. Shibghah, mencelupkan diri aqidah secara total.
9.      Ukhuwah. Spirit cinta. Hati dan ruh yang berpadu dengan Ikatan aqidah. Dimulai dari lapang dada (salamatus shodr) hingga mengutamakan orang lain (itsar).
10.  Tsiqah. Tenangnya hati terhadap kompetensi dan kejujuran pemimpin. Peran pemimpin sebagai orang tua dalam ikatan hati, guru dalam memberi ilmu, syaikh dalam pendidikan ruhani dan komandan dalam menentukan kebjakan dakwah.



Tsabat merupaka Rukun Bai’at yang ke-7 dan yang dibahas dalam kajian ini.



Syed Qutb menyebutkan dalam tafsir Fi Zilalil Qur’an : “Teguh dan konsisten dalam jalan dakwah merupakan salah satu kesan dari iman. Iman bukanlah sekadar kata-kata yang diucapkan, melainkan kewajiban dan tanggungjawab serta jihad yang memerlukan kesabaran dan kekuatan”.

Pernah mendengar bukan dengan satu kalimat ini : Semakin tinggi pohon, maka akan semakin besar pula terpaan anginnya. Jadi, tidak mungkin seorang rijalud dakwah mengatakan kami percaya pada islam dan dakwah tanpa berhadapan terlebih dahulu dengan ujian, serta berhasil lulus melalui ujian tersebut.

Ibnu Qayyim Al Jaziyyah berkata : "Tidak ada yang lebih sulit di dunia melainkan 'tsabat' (keteguhan), baik dalam meninggalkan yang dicintai atau mengatasi kesulitan, terutama dalam rentung waktu yang panjang dan di saat munculnya putus asa di kalangan rijalud dakwah. Kesemua itu memerlukan bekalan yang cukup untuk tabah menempuh jalan yang panjang. Bekalan itu adalah 'tsabat' (keteguhan) di atas hukum Allah, takdir dan ujianNya sehingga rijalud dakwah mesti membekalkan diri dengan 'tsabat' dan menempuh jalan dengan tegar di saat-saat kesulitan."

Tsabat itu merupakan keteguhan seorang aktivis dakwah yang senantiasa bekerja di jalan yang mengantarkan pada tujuan, betapapun jauh jangkauannya dan lama waktunya, sehingga bertemu dengan Allah dalam keadaan demikian, sedangkan ia telah berhasil mendapatkan salah satu dari dua kebaikan. Meraih kemenangan atau syahid di jalan-Nya. (Hasan Al-Banna)

Bagi seorang aktivis waktu merupakan bagian dari solusi, sedangkan jalan yang akan ditempuh itu lama masanya, panjang tahapannya, dan banyak tantangannya. Namun dialah satu-satunya jalan yang dapat mengantarkan kepada tujuan dengan janji dan imbalan yang besar dan pahala yang indah. Namun ketika seseorang tidak profesional dalam dakwah, maka ia hanya akan merasakan futur, kejenuhan, kebosanan, dll. Maka dari itu setiap perjuangan harus ada amal, karena ketika ada seseorang yang berada dalam jalan dakwah bukan karena keinginan dirinya untuk berjuanga dan beramal maka orang itu hanya akan memberatkan teman dakwah lainnya.

Menyambung perkataan diatas ketika menyampaikan materi,  bahwa memang manusiawi ketika iman kita itu naik-turun, asalkan iman kita itu tidak keluar-masuk, jika hal itu terjadi maka akan sangat bahaya. Tak masalah ketiduran dijalan dakwah, karena mungkin aktivitas kita yang terlalu lelah hingga akhirnya membuat kita memejamkan mata tanpa terasa, yang terpenting adalah tidak berjatuhan dijalan dakwah.

Setelah membahas apa itu tsabat, selintas  tips and tric agar selalu tsabat di jalan Allah :

1. Do’a
2. Mengkaji Al-Qur’an
3. Memperkuat hubungan kita dengan Allah
4. Bersahabat dan berkawan dengan orang shaleh
5. Tarbiyah dengan benar
- Imaniah
- Syakofiyah
- Amaliah
6. Meneladani orang-orang yang teguh
7. Membaca banyak sejarah-sejarah
8. Percaya kepada pertolongan Allah SWT
9. Komitmen
- Berusaha untuk senantiasa beramal shaleh dengan rutin
- Selalu ada dorongan untuk beramal kebaikan
- Menjauhi istilah futur
- Pengonatan jiwa dan raga
- Senantiasa khawatir takut tersungkur dan su’ul khotimah.

Diatas merupakan beberapa cara agar selalu tegar dijalan Allah, semoga semua itu bisa diamalkan dengan baik oleh para aktivis. Aamiin


Tidak ada komentar:

Posting Komentar