“Sebaiknya ibu mengatakan pada anak ibu bahwa
sekolah dimana-mana sama saja. Ibu juga sebaiknya harus mendisiplinkan anak ibu
bahwa biaya sekolah itu cukup mahal. Anak-anak diajarkan juga untuk mengerti
kondisi bahwa orangtua telah menyekolahkan anak dengan susah payah, apalagi
bila sekolahnya itu adalah sekolah favorit maka sebaiknya si anak harus
beradaptasi dan membiasakan diri dengan hal-hal yang tidak nyaman untuk menjadi
nyaman dan berusaha sebaik-baiknya karena peluang sebagai anak yang diterima di
sebuah sekolah favorit sangatlah tidak mudah. Seorang anak harus mengerti apa
arti syukur. Ibu-ibu ingat, sebuah ayat yang menyatakan bahwa bila kita
bersyukur maka akan ditambah nikmatnya, bila tidak bersyukur maka siksaKu
sangat pedih, sesuai dengan firman Allah dalam Al Quran surah Ibrahim ayat 7.”
Uraian panjang lebar dari ustadz Ghufron membuat
hati bu Maya sangat tidak nyaman. Siapa sih anak di dunia ini yang mau punya
suasana sekolah tidak enak. Semua orangtua pastilah sedih bila melihat anaknya
tidak mampu beradaptasi dan tidak memiliki kawan di sekolah yang baru, walaupun
sekolah tersebut dikenal sebagai sekolah terbaik dan dikenal sebagai sekolah
favorit, jadi rebutan dan hanya anak-anak pintar saja yang diterima di sekolah
tersebut. Ditambah lagi teori sang ustadz terhadap kondisi anak bu Maya,
sungguh hal ini tidak sesuai dan tidak nyaman bagi bu Maya sendiri yang sangat
tahu anaknya seperti apa.
Ingin menyanggah sang ustadz, namun waktu bu Maya
tidak memungkinkan dan rasanya tidak sopan. Budaya di Indonesia, seorang ustadz
atau pembicara adalah benar dan selalu benar, sementara si pendengar adalah
pihak yang diberitahu, maka membuat bu Maya menjadi malas untuk menyanggah.
Tujuan bu Maya untuk ikut acara seminar pendidikan sehari ini adalah agar
mendapatkan ilmu mengenai pendidikan anak. Di sela sesi tanya jawab, bu Maya
menanyakan: bagaimana agar anaknya betah di sekolah dan mampu beradaptasi
dengan baik karena bila dikeluarkan dari sekolah rasanya sangat sayang karena
sekolahnya adalah sekolah favorit yang masuknya pun sangat susah. Namun bu Maya
tidak mendapatkan apa yang diinginkannya.
Ya, bu Maya benar dan sang ustadz pun tidak
salah.
Tidak ada kata absolut atau mutlak benar untuk
sebuah kasus, apalagi kasus tersebut menimpa personal. Maka yang paling tahu
apa yang harus dilakukan adalah orangtua anak itu sendiri karena sebuah kasus
yang menimpa seorang anak itu dilihat daripada latar belakang keluarga dan background
kehidupan sebelumnya. Selain itu masa kecil si anak, perlakuan orangtua pada
anak dan banyak lagi, pola asuh orangtua yang sedikit banyak mempengaruhi
keadaan dan kehidupan serta kebiasaan si anak, juga mempengaruhi kasus-kasus
yang terjadi pada seorang anak.
Teori pendidikan tidak ada yang seratus persen
benar atau tepat, yang sebetulnya terjadi adalah cocok atau tidaknya kita
dengan teori tersebut, tepat atau tidak teori tersebut dengan kasus kita dan
hal ini semua kembali pada keluarga masing-masing. Istilahnya bagaimana mereka
mendidik anak, maka kasus-kasus dan penyelesaiannya akan tergantung pada pola
didik dan pikiran sang orangtua bukan tergantung pada pendidikan manapun. Jadi
seorang ibu atau ayah tidak perlu terlalu repot ikut seminar pendidikan setiap
minggu, ikutlah hanya sebagai sarana untuk menambah ilmu dan menambah wawasan.
Namun setiap keputusan maupun jalan pendidikan yang dibuat adalah tergantung
pada orangtua itu sendiri, tidak tergantung pada seminar maupun teori manapun
dan yang jelas solusi setiap anak dalam sebuah keluarga tentu saja berbeda
walaupun anak tersebut datang dari rahim yang sama.
Jadi kembali pada kasus diatas, bila bu Maya
ataupun banyak orangtua berharap bahwa masalah anaknya akan selesai dengan
ceramah sang ustadz atau dengan trainer darimanapun, maka untuk menjawab semua
permasalahan anak, ketahuilah bahwa kuncinya ada pada orangtua itu sendiri.
Pahamilah sang anak sebagai individu sama sepertinya ketika diri kita juga
ingin dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain. Carilah akar permasalahan
yang membuat anak tidak betah, baru kemudian dicari solusi yang terbaik dengan
tentunya tidak lepas memohon petunjuk dari Allah.
sumber : http://www.eramuslim.com/pendidikan-keluarga/pendidikan-pk/teori-pendidikan-mana-yang-terbaik.htm#.VD25XfuPukg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar